Ramlan Nugraha
Sekum KAMMI Daerah Bandung
Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki sumber daya yang begitu melimpah. Sumber daya alam berupa hutan yang kita miliki luasnya mencapai 122 juta hektar dari luas hutan di dunia sebesar 830 juta hektar (1984). Kita juga mempunyai lautan dengan berjuta potensi di dalamnya. Keanekaragaman hayati yang hidup di sepanjang 81.000 km garis pantai Indonesia, membuat bangsa lain tercengang melihat potensi laut yang dimiliki oleh negeri ini.
Sumber daya alam yang berada di bawah bumi juga sangat menggiurkan. Blok Cepu, sebuah kawasan kaya minyak di Jawa Tengah yang dioperatori oleh ExxonMobil, perusahaan minyak asal Amerika Serikat ternyata menurut para ahli pertambangan, memiliki cadangan minyak sebesar 2,6 milyar barel dan cadangan gas alam sebesar 11 trilyun kaki kubik. Sadar atau tidak, jika kita menghitung berapa banyak cadangan minyak dan gas alam dari Sabang sampai Merauke, pastilah membuat kita takjub dan bersyukur atas kebesaran Allah SWT.
Selain sumber daya alam yang begitu melimpah, sumber daya manusia Indonesia juga patut diperhitungkan. Jumlah penduduk yang sangat banyak adalah salah satu modal bagi bangsa ini untuk terus maju menjadi bangsa yang besar. Prof. Donald Emmerson, Seorang pengamat masalah Indonesia dari University of Winconsin mengatakan, “Indonesia has incredible resources, not just oil and gas, but an incredibly resilient, creative people.” (“Indonesia memiliki sumber daya yang luar biasa, bukan hanya minyak dan gas, melainkan juga sumber daya manusia yang luar biasa ulet dan kreatif”).
Dari berbagai sumber daya yang dimiliki, ada sebuah pertanyaan yang harus kita jawab, kita yang muslim ini, mengapa Indonesia tidak juga menjadi negara yang maju ?
Pengertian negara maju yang kita fahami bukan dalam perspektif sempit barat yang hanya mengkooptasi ruang lingkup maju sebatas penguasaan terhadap teknologi saja, tapi maju yang kita fahami sebagai seorang muslim adalah negara yang masyarakat didalamnya senantiasa memegang teguh Al-Qur’an dan As-Sunnah. Kedua pedoman tersebut mengajari kita tentang seluruh aturan tentang aspek-aspek kehidupan, tidak terkecuali penguasaan terhadap teknologi. Inilah yang seharusnya menjadi jati diri kita sebagai seorang muslim.
Ketimpangan atas moralitas sumber daya manusia ternyata memberikan dampak yang luar biasa bagi negeri ini. Korupsi, kolusi dan nepotisme bukan lagi hal yang tabu bagi masyarakat kita. Wabah ini semakin merajalela dari tingkat birokrat sampai kalangan masyarakat kecil sekalipun.
Sejarah bangsa ini dimulai dengan pengorbanan yang luar biasa dari para pendahulu kita. Mereka berjuang tanpa kenal lelah dan syahid di medan perang. Hasilnya pun tak sia-sia, Allah memberikan ganjaran yang setimpal, yaitu kemerdekaan Indonesia. Tetapi sayang, karakter pejuang para pendahulu, hari ini tidak dicontoh oleh sebagian besar para pemimpin kita. Nilai-nilai spiritual kandas karena diterpa hawa nafsu duniawi yang semakin menggila.
Manifestasi syukur kepada Allah SWT diantaranya adalah mewujudkan kombinasi dua sumber daya yang kita miliki. Semua potensi sumber daya negeri ini harus diurus oleh orang-orang yang memiliki kemampuan intelektual dan moralitas yang terjamin dan bisa dipertanggungjawabkan.
Wallahu’alam bishshawab
Jumat, Februari 22, 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar